Mengenal Desa Juhu Dan Masyarakat Adat Dayak Meratus

Dokumentasi : Tim Ekspedisi Acitya Meratus

Desa Juhu adalah sebuah desa yang masuk dalam wilayah administratif Kec. Batang Alai Timur Kab. Hulu Sungai Tengah, Prov. Kalimantan Selatan. Belum banyak orang yang mengetahui keberadaan desa ini, karena letaknya berada ditengah belantara hutan pegunungan meratus tepatnya berada di lereng selatan gunung halau-halau. Desa Juhu berada di ketinggian 560 mdpl dan merupakan desa tertinggi di Kalimantan Selatan.

Bagi orang awam untuk mencapai desa juhu membutuhkan waktu sekitar dua hari satu malam dengan berjalan kaki namun warga desa juhu hanya membutuhkan waktu 8-12 jam saja dari Desa Kiyu. Desa Kiyu ialah desa terakhir yang bisa dilalui dengan akses kendaraan bermotor, desa ini dijadikan tempat persinggahan sementara sebelum kita berjalan menyusuri hutan pegunungan meratus.

Medan yang dilalui terbilang cukup berat kami harus naik turun melewati beberapa puncak gunung. Namun medan berat bukan menjadi penghalang, disepanjang perjalanan kami disuguhkan dengan eksotisme pemandangan indah hutan meratus, sungai-sungai dengan air yang jernih mengalir begitu eloknya, pantas saja bumi kalimantan selatan ini dijuluki sebagai kota seribu sungai. Belum lagi disepanjang perjalanan kami ditemani oleh suara nyanyian dan tarian dari burung Rangkong. Selain sebagai sumber air, pegununungan meratus juga merupakan habitat alami bagi satwa endemik pulau kalimantan. 

Tepat dua hari perjalanan menyusuri hutan meratus, sebuah surga kecil mulai terlihat secara kasat mata, rumput hijau tumbuh begitu indahnya seperti oasis ditengah gurun pasir. Ini menandakan bahwa kita telah sampai di Desa Juhu.

Desa Juhu merupakan tempat bermukim bagi masyarakat adat dayak meratus, berdasarkan Geografi historis semula pada masa lampau masyarakat desa juhu merupakan bagian dari masyarakat desa Kiyu. Berdasrkan cerita turun-menurun dari masyarakat, salah seorang warga desa kiyu didatangi lewat mimpi oleh nenek moyang mereka, dalam mimpi tersebut leluhur memberikan pesan agar sebagin warga desa kiyu untuk berpindah lokasi tempat bermukim di tengah hutan meratus inilah yang menjadi penyebab sebagian masyarakat desa kiyu pindah ke tengah hutan dan membangun sebuah desa yaitu desa juhu.

 

Di Desa Juhu hanya terdapat satu sekolah dasar yaitu SDN 01 Abdurahman Wahid (Gus Dur), Sekolah dasar ini diresmikan oleh Gus Dur pada tahun 2001 ketika beliau menjabat sebagai Presiden RI. Sekolah ini diresmikan untuk menunjang dan menjamin akses pendidikan bagi anak-anak Desa Juhu. Minimal anak-anak didesa juhu dapat literasi dasar membaca, menulis, dan berhitung serta literasi terapan. Setelah mereka lulus sekolah dasar, mereka harus melanjutkan sekolahnya ke wilayah kabupaten.

Masyarakat Adat Dayak Meratus menganut kepercayaan leluhuri Masyarkat Suku Dayak Meratus memiliki kebudayaan dan kepercayaan sendiri yang dikenal dengan nama Balian. Kepercayaan Balian sendiri bersifat lisan dan tidak ditemukan adanya buku atau kitab tertentu yang menunjukan atau mengatur pengikutnya . Selain balian kepercayaan Masyarakat adat Meratus dapat dikatakan sebagai kepercayaan masyarakat “Huma” yang terkait dengan penghormatan terhadap “padi” secara sakral dan diwujudkan bentuk berbagai upacara ritual, upacara tersebut dinamakan Aruh Ganal. Masyarakat adat meratus sangat pantang menjual padi hasil panen mereka, mereka percaya jika mereka menjual padi maka akan mendapatkan bala.

Keseharian masyarakat Desa Juhu yaitu berladang dan bertani di wilayah hutan adat, mereka menerapkan sistem nomaden (berpindah tempat), biasanya hasil panen mereka dilakukan setahun sekali. Wajar saja mereka berladang maupun bertani masih menggunakan bahan-bahan organik, mereka percaya dengan bahan organik mereka dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk  generasi mendatang, dan menerapkan pertanian yang berkelanjutan. Komoditas utama yang dihasilkan yaitu kayu manis dan aren, selain itu mereka juga menanam padi untuk menjaga kemandirian pangan. Padi yang dihasilkannya pun berbeda dengan padi lainnya. Masyarakat desa Juhu biasanya menyebut dengan istilah padi gunung, yaitu padi yang ditanam di lereng-lereng perbukitan curam. Hasilnya pun berbeda dengan yang ditanam di persawahan, padi gunung lebih wangi dan pulen.

Tentu saja banyak hal yang dapat kita pelajari dari masyarakat adat dayak meratus, baik kearifan lokal, adat istiadat, keseharian, dan konsistensi mereka dalam menjaga dan merawat kelestarian hutan pegunungan meratus. (STC.18349.RS)

 

 

 

 

 

Related Images: