“Menuju 3 Dekade, Mapala STACIA Universitas Muhammadiyah Jakarta Mengadakan Talkshow Lingkungan dan Penanaman Mangrove di Tanjung Burung “

Minggu, 21 November 2021. Dalam rangka menyambut usianya yang ke-30 tahun, Mapala STACIA UMJ mengadakan kegiatan penanaman mangrove dan talkshow lingkungan yang bekerja sama dengan KSH (Kelompok Stacia Hijau), SARMMI (SAR Mapala Muhammadiyah Indonesia) dan RTM (Remaja Tabur Mangrove). Kegiatan yang dihadiri oleh segenap anggota biasa dan anggota istimewa Mapala STACIA UMJ kali ini juga dihadiri langsung oleh ketua umum KSH Bela Kirali, S.E, praktisi seni Bongky Ismail Marcel, yang juga merupakan anggota KSH serta Adry Hendra F, S.E selaku ketua umum SARMMI. ketiga tokoh tersebutlah yang juga menjadi narasumber dalam talkshow lingkungan ini.

Mengangkat tema  “Sudahkah Kamu Berkontribusi Terhadap Lingkungan?” kegiatan kali ini diselenggarakan di Desa Kohot, Tanjung Burung, kabupaten Tanggerang. Daerah ini merupakan kawasan pesisir pantai. Jika dilihat pada ekosistem yang terdapat di sekitar daerah tersebut, banyak sekali kesenjangan lingkungan yang terjadi. Salah satunya adalah dengan adanya proyek reklamasi yang nantinya akan menjadi kawasan perumahan elit. Terlepas dari pembangunan proyek tersebut, daerah ini kemungkinan besar terancam mengalami kerusakan lingkungan dan potensi terjadinya banjir.

Acara talkshow yang dipandu oleh Nishfa Maghfiroh Utami selaku anggota aktif Mapala STACIA, bertujuan untuk mengajak dan mengubah pola pikir generasi muda dalam melindungi alam dan lingkungan yang sudah mulai terlihat rusak akibat ulah manusia itu sendiri. Pembahasan yang disampaikan adalah seputar konservasi tanaman mangrove, perspektif seni terhadap lingkungan dan mitigasi bencana.

Dengan adanya penanaman mangrove di daerah Tanjung Burung bertujuan sebagai upaya pemulihan ekosistem, terutama di kawasan pesisir. Tidak hanya itu tanaman mangrove juga menjadi salah satu faktor untuk mengurangi pemanasan yang terjadi pada kawasan pesisir dan perairan laut. Selain itu mangrove berperan penting untuk mengatasi masalah banjir dan abrasi yang terjadi di wilayah pesisir pantai.

“Kenapa tanaman mangrove? Kenapa pantai? Karena sudah jelas kerusakan yang paling sering terjadi di daerah tersebut, tumbuhan atau vegetasi yang paling cocok untuk mengantisipasinya adalah tanaman mangrove” ujar Bela Kirali S.E yang juga merupakan mantan Ketua Mapala STACIA UMJ.

Ketika melihat ke batas pantai, kita tidak bisa melihat keindahan pantai karena sudah terjadi abrasi dan pencemaran yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu ketika kita berbicara mengenai konservasi, penanganan yang paling tepat adalah langsung ke titik penyakitnya yang dimana daerah Tanjung Burung ini menjadi salah satu titiknya seperti yang diujarkan oleh narasumber.

“Dalam perspektif seni lingkungan hidup itu sendiri sudah berperan besar mengilhami terciptanya karya-karya” ucap Bongky Ismail yang telah lama malang-melintang dalam dunia seni. Kalimat tersebut menegaskan betapa pentingnya peran dan kehadiran lingkungan hidup yang sehat terhadap segala aspek kehidupan.

Mangrove juga mempunyai peran yang sangat besar terhadap lingkungan sekitarnya, antara lain dalam mitigasi bencana pada wilayah pesisir. Hal ini karena sistem perakaran mangrove yang kuat dapat meredam gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya abrasi pantai bahkan tsunami. Mangrove juga memiliki struktur pengikat tanah yang baik. Oleh karena itu, fungsi penanaman mangrove sangat penting sekali untuk mencegah terjadinya bencana alam.

“Habitat pesisir itu harus ada mangrove, ketika ada mangrove kadar  oksigen  di air baik maka ikan akan senang hidup di laut. Karena ikan akan pergi kalau kadar oksigen di laut rendah” ujar Adry Hendra F, S.E atau yang biasa dikenal dengan panggilan bang Ucok.

Dengan diadakannya kegiatan penanaman mangrove dan talkshow lingkungan ini, dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya pencegahan abrasi  dan ancaman kerusakan lingkungan yang akan terjadi di sekitar wilayah pesisir pantai, terkhusus di daerah Tanjung Burung. Kegiatan ini diharapkan juga akan berdampak terhadap pengendalian kelestarian keanekaragam fauna yang ada di dalamnya. Sekaligus sebagai kampaye dalam penyadaran pentingnya lingkungan hidup pada generasi muda. Kegiatan ini harus terus ditanamkan kepada generasi muda untuk turut serta berperan aktif dalam menjaga lingkungan yang akan mendukung kehidupan masyarakat dimasa yang akan datang.

 

Penulis : Nurul Ma’rifah dan Suhesti Anggraini

Related Images: