Belajar Satu Sama Lain, Latihan Gabungan Gunung Hutan

 

Berfoto bersama pada kegiatan latihan gabungan Jabodetabeka (Dok : Latgab GH)

Dalam rangka meningkatkan kemampuan latihan dan skill bernavigasi darat, Mapala STACIA UMJ memberangkatkan tiga orang anggota sebagai delegasi kegiatan latihan gabungan gunung hutan (latgab GH) mapala se-jabodetabeka. Kegiatan ini berjalan selama tiga hari dari tanggal 30 Oktober -1 November 2020. Lokasi latihan berada di kawasan Gunung Paseban, Megamendung, Bogor. Gunung paseban dinilai menjadi tempat latihan yang tepat karena memiliki kontur alam yang berbukit dan berlembah-lembah serta vegetasi hutan pegunungan  yang terjaga cukup baik, disekitar lerengan terdapat banyak aliran hulu sungai Cirangrang yang airnya mengalir ke sungai Ciesek lalu bermuara di sungai Ciliwung.

Pada kegiatan latihan gabungan kali ini materi yang disampaikan antara lain plotting jalur pendakian, resection intersection. Peserta latgab bukan hanya mendapatkan materi secara teori saja tetapi langsung mempraktekkan dan mengaplikasikannya di lapangan. Selain  materi kegiatan alam bebas, peserta juga mendapatkan materi terkait lingkungan hidup. Isu yang diangkat adalah dampak deforestasi hutan, diharapkan dengan diberikannya materi kali ini dapat dijadikan bahan diskusikan  peserta latihan gabungan tentang betapa pentingnya menjaga hutan secara arif dan bijaksana hal tersebut tidak terlepas dari dampaknya yang begitu besar terhadap kehidupan masyarakat.

Peserta sedang berdikusi kelompok (Dok : Latgab GH)

Nadse selaku peserta delegasi Mapala STACIA menuturkan “Kesannya seru banget bisa belajar banyak dimedan aslinya walaupun saya awalnya belum terlalu paham navigasi darat, tetapi dengan adanya latihan gabungan ini kita bisa belajar bareng bersama-sama temen yang lain, semoga kegiatan berikutnya dapat diadakan lagi biar ilmu pengetahuan kita bisa bertambah dan berlanjut.”

Latihan gabungan gunung hutan patut diapresiasikan karena dapat dijadikan wadah belajar, berlatih dan silahturahmi sesama penggiat alam bebas. Namun perlu kita ingat  pecinta alam  bukannya hanya sekedar naik gunung, tetapi harus mengimplementasikan makna pecinta alam yang sesungguhnya sesuai dengan kode etik pecinta alam. Terakhir pecinta alam harus mampu berpikir dan bersikap kritis untuk memperjuangkan lingkungan hidup yang lebih baik adil untuk generasi mendatang. (STC.18349.RS)

 

 

 

Related Images: